Kamis, 29 Juli 2010

Wasuponda: Persembahan Dari Seorang Sahabat

Wasuponda: Persembahan Dari Seorang Sahabat: "Ketika itu sekitar tahun 2008 di kaliurang pada sebuah acaran tahunan yang di adakan oleh IKAPMAL (Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Utara dan L..."

Selasa, 27 Juli 2010

Pontada

Ini adalah pantai di Danau Matano yang paling banyak pengunjungnya. Dilengkapi dengan dermaga yang menjorok ke danau sepanjang hampir 100 meter, pantai ini memungkinkan pengunjung untuk berenang dengan jarak yang bisa diukur dan aman. Dermaga yang dibuat bercabang-cabang membuat pengunjung dapat memilih di mana ia akan berenang, sesuai kedalaman yang dibutuhkannya. Bisa juga hanya untuk sekadar berjalan-jalan santai tepat di atas permukaan air.

Di pantai ini, pada hari-hari dan event tertentu, seperti hari kemerdekaan misalnya, diselenggarakan berbagai aktivitas budaya dan olahraga tradisional. Di antaranya adalah kegiatan tradisional Meopudi, yaitu menangkap ikan Opudi, lomba renang rakyat atau lomba dayung perahu tradisional.

Danau Matano

Danau Matano adalah sebuah danau di Sulawesi Selatan, tepatnya berada di ujung selatan pulau SulawesiSorowako di kota , Kabupaten Luwu Timur. Danau ini memiliki kedalaman sejauh 600 meter (1.969 kaki), 382 meter di antaranya di atas permukaan laut. Menurut WWF, danau ini adalah danau terdalam di Asia Tenggara[1] serta terdalam kedelapan di dunia.

Danau Matano bukan merupakan pembentukan dari beberapa anak sungai, tetapi terbentuk dari ribuan mata air sehingga tidak akan pernah mengalami kekeringan. Airnya sangat jernih.

Sebagai sumber daya alam yang sangat potensial maka perusahaan tambang nikel terbesar kedua dunia, PT.INCO memanfaatkan buangan air dari Danau Matano sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk pemanfaatan di pabrik, dan juga untuk penggunaan oleh masyarakat.

Senin, 26 Juli 2010

Arti Sahabat

Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya

Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu di dalam hatimu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya

Seorang teman sejati akan membuat Anda hangat dengan kehadirannya, mempercayai akan rahasianya dan mengingat Anda dalam doa-doanya.

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kita senang dan perisai diwaktu kita susah

Namun kita tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kita mengharapkan seseorang tanpa kesalahan. Karena semua manusia itu baik kalau kita bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kita bisa melihat keunikannya tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kita tidak bisa melihat keduanya.

Mata Buntu - Wasuponda

Kecamatan Wasuponda merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur, dengan luas wilayah 1.244 km2, kecamatan yang terletak di sebelah utara ibukota Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Wasuponda berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Tengah di sebelah utara, Kecamatan Nuha dan Towuti sebelah timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Malili dan Angkona. dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mangkutana dan Angkona. Kecamatan Wasuponda terdiri dari 6 desa/kelurahan yang seluruhnya berstatus desa definitif. Wilayah Kecamatan Wasuponda adalah daerah yang seluruh desanya merupakan wilayah bukan pantai. Secara topografi wilayah Kecamatan Wasuponda daerahnya merupakan daerah berbukit-bukit.
Ada beberapa desa/kelurahan di Kecamatan Wasuponda yaitu Desa Balambano, Tabarano, Ledu-ledu, Wasuponda, Kawata dan Parumpanai.Di kecamatan wasuponda ada sebuah wisata alam yang begitu eksotik, tempat ini begitu indah dan mengagumkan bagi setiap pengunjung yang datang yang dinamakan dengan Mata Buntu. Sebuah wisata air terjun yang terdiri dari belasan tingkat.Keunikan di obyek wisata ini adalah di undakan paling atas pengunjung dapat menemui sebuah batu berbentuk alat kelamin pria yang konon dipercaya dapat membantu bagi pasangan yangbelum dikarunia anak, adapula yang meyakini sebagai tempat mengikat janji bagi pasangan muda – mudi, percaya atau tidak.
Tidak hanya itu masih banyak lagi tempat wisata yang indah yang ada disekitar wasuponda seperti misalnya Pantai Batu Menggoro, Danau Towuti, Danau Matano, Pantai Lemo, Sungai Malili dan banyak lagi. Mereka terbagi di berbagai tempat di Kabupaten Luwu Timur. Seperti Pantai Batu Menggoro.Harapan dapat kita jumpai di Pantai Batu Menggoro dan Pantai Watu Hara. Kawasan ini selalu di padati oleh pengunjung di hari - hari libur. Suasana yang masih asri menjadi andalan bagi wisata keluarga untuk menghampar lesehan menghimpun keceriaan keluarga dari kepenatan rutinitas mereka.


Sabtu, 06 Desember 2008

Perempuan

Oleh : Dwiyanti

Alkisah dalam sebuah komik Asterix berjudul La Rose et la Glaive (Asterix dan Senjata Rahasia, 1991), pasukan Romawi menggunakan taktik baru dengan menurunkan pasukan perempuan untuk menyerang Galia. Alasannya, pasukan Galia tentu tidak akan menyakiti perempuan. Sebelumnya, seorang feminis dari luar kota bernama Maestria membuat perubahan mendadak yang menyebabkan para pria menyingkir ke hutan. Ketika pasukan perempuan Romawi datang, para perempuan desa menggunakan taktik menjual pakaian dan perhiasan untuk mengalihkan perhatian lawan. Hasilnya tepat sasaran. Pasukan itu tidak jadi berperang, tapi berbelanja.

Cerita di atas merupakan sebuah contoh betapa citra tentang perempuan sangat lekat dengan konsumtivisme. Sekedar menyegarkan ingatan, konsumtivisme adalah berkonsumsi dengan tidak lagi atas pilihan yang rasional berdasarkan kebutuhan, tetapi lebih memperturutkan keinginan (Prehati,2003). Berbeda dengan istilah konsumerisme. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter Salim, 1996), arti konsumerisme (consumerism) adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka tentang barang-barang yang berkualitas buruk, tidak aman dipakai dan sebagainya.

Dalam konsumtivisme terjadi kerancuan-kerancuan mengenai apa yang benar-benar kita perlukan dan mana yang sekedar kebutuhan semu. Tambahan pula, kita membeli barang bukan karena nilai intrinsiknya tapi karena citra tertentu yang melekat pada produk tersebut. Ilustrasinya begini. Sepatu merk Bata dan Sepatu merk Channel sama-sama sepatu. Tapi ketika kita membeli Channel kita tak sekedar membeli sepatu. Kita membeli brand, membeli gengsi, dan membeli status sosial. Hal-hal yang tidak kita peroleh dengan membeli Bata, meski keduanya adalah sepatu. Saat itulah konsumsi menjadi hobi atau gaya hidup.

Hal itu dipandang wajar jika perempuan yang melakukannya. Perempuan membeli kosmetik; pergi ke salon; membeli sekeranjang produk perawatan tubuh mulai dari lotion dan lulur untuk kulit, vitamin untuk rambut, dan sebagainya. Tidak wangi adalah sebagian dari dosa, karenanya perempuan memburu berbagai produk pengharum tubuh. Masih banyak lagi macam kebutuhan yang menambah panjang daftar ini. Dan selama yang melakukannya perempuan perilaku konsumsi macam apapun relatif masih ditolerir masyarakat.

Ketika seorang laki-laki berpenampilan kurang rapi, orang cenderung memahami. Tapi jika seorang laki-laki tampil dandy, harum dan memperhatikan penampilan, masyarakat masih merasakan ini janggal. Dia mungkin gay. Atau metroseksual. Pokoknya tidak lazim. Sehingga mesti ada istilah khusus bagi kelompok laki-laki seperti ini. Sehingga cukup pantas untuk jadi cover sebuah majalah bisnis Jakarta beberapa waktu lalu dan jadi topik percakapan di banyak media lainnya. Tema-tema yang diangkat media serupa : Bagaimana Perempuan Menyikapi Lelaki metro seksual? Atau Normalkah Lelaki Metroseksual? Dan banyak lagi.

Kenyatannya, tidak semua perempuan doyan belanja dan rajin ke salon. Tidak semua laki-laki juga abai terhadap penampilannya. Karena sifat konsumsi ini bukan sebuah sifat yang kita bawa sejak lahir. Bahwa perempuan bisa melahirkan karena punya rahim, iya. Tapi apakah perempuan lahir ke dunia dengan membawa keranjang?

Ini hanya persoalan identitas jender yang melekat pada perempuan dan laki-laki. Berbeda dengan seks, jender adalah sifat dan ciri yang dilekatkan terhadap laki-laki dan perempuan sesuai dengan ukuran budaya dan nilai masyarakat. Konsep jender dilawankan dengan perbedaan laki-laki dan perempuan menurut seks atau jenis kelaminnya. Jender bisa berubah sesuai dengan perubahan masa dan perubahan nilai-nilai dalam masyarakat. Sementara jenis kelamin (plus alat reproduksi), tetap.

Sifat hobi belanja pada perempuan masuk dalam identitas jender. Bukan sesuatu yang kodrati atau sering kita katakan sebagai ‘dari sononya’. Itu adalah bentukan budaya dan output produk nilai yang tersosialisasi di masyarakat. Jangan lupa, konsep jender adalah sesuatu yang dipelajari dan diwariskan. Usianya lebih tua dari generasi kita bahkan dari generasi orang tua kita. Tapi sekali lagi : bukan tidak bisa berubah.

Terbukti pada era ini, lelaki juga jadi lebih apik merawat penampilannya. Dan tidak ada yang salah dengan itu semua. Saya pernah bertemu beberapa lelaki yang anti betul dengan parfum, cologne dan sebangsanya karena merasa dirinya jadi kurang ‘jantan’. Ini lagi-lagi kesimpulan karena konsep jender yang keliru. Memangnya jantan itu sama dengan bau? Bukankah bagi perempuan (dan juga laki-laki) lebih menyenangkan bergaul dengan lelaki (dan perempuan) yang rapi dan berbau cologne daripada burket?

Justru yang mesti dikritisi adalah budaya konsumtivisme itu tadi. Pernah dengar istilah shopilimia? Dalam psikologi ini dikenal sebagai compulsive buying disorder (penyakit kecanduan belanja). Penderitanya tidak menyadari dirinya terjebak dalam kubangan metamorfosa antara keinginan dan kebutuhan. Ini bisa menyerang siapa saja, perempuan dan laki-laki. Karena baik lelaki maupun perempuan tak ada yang lahir membawa keranjang.

Dimuat di Berita YISC, di salah satu edisi tahun 2005.